Kunggulan
dan pencapaian prestasi puncak dalam olahraga bulutangkis, harus
melalui proses pelatihan dalam kurun waktu lama. Aspek kontinuitas,
aplikasi pelatihan yang sistematis, program pelatihan yang dirancang
dengan baik, adanya dukungan sarana pelatihan yang memadai serta
terciptanya suasana pelatihan yang menyenangkan, merupakan laktor-faktor
pendukung yang selama ini tercipta di lembaga bulutangkis Indonesia.
Berikut
ini adalah beberapa contoh dan model suasana pelatihan yang
menggambarkan betapa sistem pelatihan harus disikapi, dinikmati, dan
disadari oleh peserta latih sebagai alat/sarana untuk mencapai prestasi
puncak.
Sejarah
perbulutangkisan Indonesia mencatat, banyak pemain yang memiliki
ketrampilan yang baik dan satu dengan lainnya saling berbeda.
Tipe
dan karakteristik serta gaya permainan Rudy Hartono, Lim Swie King,
Icuk Sugiarto, Lius Pongoh, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian
Hadinata, Ade Chandra, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Iie Sumirat, Ricky
Soebagdja, Rexy Mainakai, Minarti Timur, Susy Susanti, dll,
masing-masing kaya dengan varlasi pukulan yang berbeda. Ketrampilan itu
diperoleh lewat proses pelatihan yang ketat.
"Jangan berpikir tentang hasil akhir yang dicapai, akan tetapi berpikirlah tentang proses latihan yang benar".
Variasi
pukulan dalam pembinaan bulutangkis, sarat dengan penampilan gerak yang
atraktif, konsentrasi dan ketrampilan teknik yang memukau.
Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar